Laman

Rabu, 29 September 2010

"Jenis-jenis Cairan Infus"

ASERING
Indikasi:
     Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.


Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
  • Na 130 mEq
  • K 4 mEq
  • Cl 109 mEq
  • Ca 3 mEq
  • Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:
  • Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati
  • Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus
  • Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran
  • Mempunyai efek vasodilator
  • Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral




KA-EN 1B
Indikasi:

  • Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
  • < 24 jam pasca operasi
  • Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
  • Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam



KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:

  • Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
  • Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
  • Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
  • Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B



KA-EN MG3
Indikasi :

  • Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
  • Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
  • Mensuplai kalium 20 mEq/L
  • Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L



KA-EN 4A
Indikasi :

  • Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
  • Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai kadar konsentrasi kalium serum normal
  • Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml):

  • Na 30 mEq/L
  • K 0 mEq/L
  • Cl 20 mEq/L
  • Laktat 10 mEq/L
  • Glukosa 40 gr/L



KA-EN 4B
Indikasi:

  • Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
  • Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia
  • Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:

  • Na 30 mEq/L
  • K 8 mEq/L
  • Cl 28 mEq/L
  • Laktat 10 mEq/L
  • Glukosa 37,5 gr/L



Otsu-NS
Indikasi:

  • Untuk resusitasi
  • Kehilangan Na > Cl, misal diare
  • Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)



Otsu-RL
Indikasi:

  • Resusitasi
  • Suplai ion bikarbonat
  • Asidosis metabolik



MARTOS-10
Indikasi:

  • Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
  • Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein
  • Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
  • Mengandung 400 kcal/L



AMIPAREN
Indikasi:

  • Stres metabolik berat
  • Luka bakar
  • Infeksi berat
  • Kwasiokor
  • Pasca operasi
  • Total Parenteral Nutrition
  • Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit



AMINOVEL-600
Indikasi:

  • Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
  • Penderita GI yang dipuasakan
  • Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
  • Stres metabolik sedang
  • Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)



PAN-AMIN G
Indikasi:

  • Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
  • Nitrisi dini pasca operasi
  • Tifoid

"Perawatan Kolostomi"

Pengertian

  • Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991)
  • Pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses (Randy, 1987)
  • Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke dalam kolon iliaka untuk mengeluarkan feses (Evelyn, 1991, Pearce, 1993)


Jenis – jenis kolostomi
     Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun sementara.


  • Kolostomi Permanen

     Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang)


  • Kolostomi temporer/ sementara

     Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.

     Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.

     Pasien dengan pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika balutan terkontaminasi feses.

     Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi pada kulit dan untuk kenyamanan pasien.
Kulit sekitar stoma yang mengalami iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.

Pendidikan pada pasien
     Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah operasi, terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen.


Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:

  • Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar
  • Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
  • Waktu penggantian kantong kolostomi
  • Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien
  • Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan
  • Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien
  • Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi
  • Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien
  • Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika apsien sudah dirawat dirumah)
  • Berobat/ control ke dokter secara teratur
  • Makanan yang tinggi serat

Komplikasi kolostomi

1.Obstruksi/ penyumbatan
     Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.

2.Infeksi
     Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.

3.Retraksi stoma/ mengkerut
     Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.

4.Prolaps pada stoma
     Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.

5.Stenosis
     Penyempitan dari lumen stoma

6.Perdarahan stoma



Perawatan kolostomi

Pengertian
     Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.

Tujuan

  • Menjaga kebersihan pasien
  • Mencegah terjadinya infeksi
  • Mencegah iritasi kulit sekitar stoma
  • Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya

Persiapan pasien
  • Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
  • Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
  • Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien

PERSIAPAN ALAT
  1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi empat
  2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
  3. Kapas kering atau tissue
  4. 1 pasang sarung tangan bersih
  5. Kantong untuk balutan kotor
  6. Baju ruangan / celemek
  7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
  8. Zink salep
  9. Perlak dan alasnya
  10. Plester dan gunting
  11. Bila perlu obat desinfektan
  12. Bengkok
  13. Set ganti balut

PERSIAPAN KLIEN
  1. Memberitahu klien
  2. Menyiapkan lingkungan klien
  3. Mengatur posisi tidur klien

PROSEDUR KERJA
  1. Cuci tangan
  2. Gunakan sarung tangan
  3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
  4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
  5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
  6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien
  7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
  8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
  9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl
  10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril
  11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
  12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
  13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien.
  14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
  15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
  16. Merapikan klien dan lingkungannya
  17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
  18. Melepas sarung tangan
  19. Mencuci tangan
  20. Membuat laporan
KEEP TRYING, AND DO THE BEST..!!!!

Selasa, 28 September 2010

"Pemeriksaan Telinga"

Tujuan
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga dan fungsi pendengaran.








Persiapan alat

  1. Arloji berjarum jam detik
  2. Garpu talla
  3. Spekulum telinga
  4. Lampu kepala



Prosedur pelaksanaan
Inspeksi dan palpasi telinga luar

  1. Bantu klien dalam posisi duduk jika memungkinkan
  2. Posisi pemeriksa menghadap ke sisi telinga yang dikaji
  3. Atur pencahayaan dengan menggunakan auroskop, lampu kepala atau sumber cahaya lain sehingga tangan pemeriksa bebas bekerja
  4. Inspeksi telinga luar terhadap posisi, warna, ukuran, bentuk, hygiene, adanya lesi/ massa dan kesimetrisan.
  5. Lakukan palpasi dengan memegang telinga menggunakan jari telunjuk dan jempol.
  6. Palpasi kartilago telinga luar secara simetris, yaitu dari jaringan lunak ke jaringan keras dan catat jika ada nyeri
  7. Lakukan penekanan pada area tragus ke dalam dan tulang telinga di bawah daun telinga.
  8. Bandingkan telinga kiri dan kanan.
  9. Periksa adanya peradangan, perdarahan atau kotoran/ serumen pada lubang telinga.
  10. Inspeksi lubang pendengaran eksternal dengan cara berikut:
  • Pada orang dewasa, pegang daun telinga/ heliks dan perlahan-lahan tarik daun telinga ke atas dan ke belakang sehingga lurus dan menjadi mudah diamati.
  • Pada anak-anak, tarik daun telinga ke bawah.


Pemeriksaan pendengaran


Menggunakan bisikan


  1. Atur posisi klien membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m.
  2. Instruksikan klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa
  3. Bisikkan suatu bilangan, misal ”tujuh enam”
  4. Minta klien untuk mengulangi bilangan yang didengar
  5. Periksa telinga lainnya dengan cara yang sama
  6. Bandingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan kiri klien.


Menggunakan arloji


  1. Ciptakan suasana ruangan yang tenang
  2. Pegang arloji dan dekatkan ke telinga klien
  3. Minta klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia mendengar detak arloji
  4. Pindahkan posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan minta klien untuk memberitahu pemeriksa jika ia tidak mendengar detak arloji. Normalnya klien masih mendengar sampai jarak 30 cm dari telinga.


Menggunakan garpu talla
Pemeriksaan Rinne

  1. Pegang garpu talla pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau buku jari tangan yang berlawanan
  2. Letakkan tangkai garpu talla pada prosesus mastoideus klien
  3. Anjurkan klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran lagi
  4. Angkat garpu talla dan dengan cepat tempatkan di depan lubang telinga klien 1-2 cm dengan posisi garpu talla paralel terhadap lubang telinga luar klien
  5. Instruksikan klien untuk memberitahu apakah ia masih mendengar suara atau tidak
  6. Catat hasil pendengaran pemeriksaan tersebut

Pemeriksaan Weber


  1. Pegang garpu talla pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau buku jari tangan yang berlawanan
  2. Letakkan tangkai garpu talla di tengah puncak kepala klien
  3. Tanyakan kepada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga atau lebih jelas pada salah satu telinga
  4. Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut.

SELAMAT BELAJAR.............

"Askep Nutrisi"






DEFINISI :

·         Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer Konstantinides).
·         Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristian dan Gregar 1985).
·         Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya. Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
·         Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.

Jenis-jenis Nutrien :
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
a.    Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
b.    Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa.
c.    Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.

2. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
Fungsi lemak :
a.    Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan mem berikan 9 kal/gr.
b.    Ikut serta membangun jaringan tubuh.
c.    Perlindungan.
d.    Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
e.    Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.
f.     Vitamin larut dalam lemak.

3. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.
Fungsi protein :
·         Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
·         Protein menghasilkan jaringan baru.
·         Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
·         Protein sebagai sumber energi.

4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada 2 jenis vitamin :
a.    Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, K.
b.    Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C (tidak disimpan dalam tubuh jadi harus ada didalam diet setiap harinya).

5. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi mineral : 
a.    Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
b.    Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
c.    Bahan dasar enzim dan protein.
Malnutrisi
Kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein dan karbohidrat. Dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembngan dan kognisi serta dapat memperlambat proses penyembuhan.
Tipe-tipe malnutrisi : 
·         Defisiensi Nutrien ; contoh : kurang makan buah dan sayur menyebabkan kekurangan vitamin C yang dapat mengakibatkan perdarahan pada gusi.
·         Marasmus ; kekurangan protein dan kalori sehingga terjadinya pembongkaran lemak tubuh dan otot. Gambaran klinis : atropi otot, menghilangnya lapisan lemak subkutan, kelambatan pertumbuhan, perut buncit, sangat kurus seperti tulang dibungkus kulit.
·         Kwashiorkor ; kekurangan protein karena diet yang kurang protein atau disebabkan karena protein yang hilang secara fisiologis (misalnya keadaan cidera dan infeksi). Ciri-cirinya : lemah, apatis, hati membesar, BB turun, atropi otot, anemia ringan, perubahan pigmentasi pada kulit dan rambut.



EFEK MALNUTRISI TERHADAP SISTEM TUBUH

No. SISTEM EFEK
1.    Neurologis/temperatur regulasi Menurunkan metabolisme dan suhu basal tubuh.
2.    Status mental Apatis, depresi, mudah terangsang, penurunan fungsi kognitif, kesulitan pengambilan keputusan.
3.    Sistem imun. Produksi sel darah putih Resiko terhadap penyakit infeksi bila leukosit turun.
4.    Muskuloskeletal Penurunan massa otot, terganggunya kordinasi dan ketangkasan.
5.    Kardiovaskuler Gangguan irama jantung, atropi jantung, pompa jantung turun.
6.    Respiratori Atropi otot pernafasan, pneumonia.
7.    Gastrointestinal Penurunan massa feces, penurunan enzim pencernaan, penurunan proses absorbsi, mempersingkat waktu transit, meningkatkan pertumbuhan bakteri, diare, mengurangi peristaltik.
8.    Sistem urinaria Atropi ginjal, mengubah filtrasi dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9.    Sistem hati dan empedu Mengurangi penyimpanan glukosa, mengurangi produksi glukosa dari asam amino, mengurangi sintesa protein.

Perencanaan Makanan
Hidangan makanan umumnya direncanakan untuk memberikan campuran berbagai jenis makanan yang sesuai dengan selera tetapi pengetahuan gizi harus diterjemahkan dalam hal-hal praktis tersebut.
Pedoman diet dapat diwujudkan dalam cara-cara berikut ini :
·         Makanlah berbagai ragam makanan. Cara ini akan menjamin bahwa diet anda mengandung semua nutrien dalam jumlah yang memadai.
·         Mengurangi konsumsi gula.
·         Meningkatkan kandungan serat dan pati dalam diet dengan makanan lebih banyak beras tumbuk, kentang, sayur dan buah-buahan.
·         Mengurangi kandungan garam dalam diet dengan mengurangi makanan hasil olahan dan tidak membubuhkan bumbu secara berlebihan.
·         Mengurangi konsumsi lemak dengan mengurangi makan mentega, menggantikan cara menggoreng dengan membakar atau merebus.


Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Tingkat perkembangan

Makanan Bayi
ASI merupakan makanan ideal bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga usia 4 bulan bayi hanya perlu ASI sebagai makanan satu-satunya dan setelah itu ASI diberi bersama¬sama makanan mereka. 4-12 bulan mulai dikenalkan dengan makanan padat. 8 bulan ke atas mulai bisa memakan makanan orang dewasa.







DAFTAR MAKANAN 6-12 BULAN
4-7 BULAN 6-8 BULAN 7-10 BULAN 10-12 BULAN
Susu ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI atau susu formula.
Sereal dan roti Sereal
dicampur dengan susu. Dilanjutkan dengan roti
dan sereal
lainnya. Dilanjutkan dengan sereal
lainnya. Dilanjutkan dengan sereal
bayi sampai 18 bulan.
Buah dan
sayur dijus - Mulai dengan
jus 1
mangkok, memenuhi kebutuhan vitamin C.
Lu n a k. 1 mangkok
jus, buah
lunak dan
sayur yang
dimasak. Sayur dan
buah bisa diberikan 4 kali sehari
termasuk jus.
Daging dan sumber protein lain. - - Daging giling
dan daging
yang dipotong,
daging sapi,
telur, ikan,
kaca n g,
polong¬polongan,
kej u. Daging ataupun protein diberikan 2 kali sehari.

Toodler dan Preschool
Rata-rata anak-anak toddler atau preschool umumnya membutuhkan :
·         Susu ; 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam I kali minum kira-kira '/2 - ~ gelas.
·         Daging ; 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
·         Sereal dan roti ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari.1 kali pemberian kira-kira '/2-1 potong roti atau '/2 - ~ gelas bubur.
·         Sayur dan buah-buahan ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi sekurang-kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian sayuran hijau/kuning.

Anak Sekolah
Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama dengan penyediaan makanan dasar yang dibutuhkan oleh anak usia preschool. Tapi kebutuhan lebih banyak dari anak preschool.
Contoh :
Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 - 1/2 gelas, roti 1 - 2 iris, sereal '/2 - 1 mangkok.
Adolesence
Remaja membutuhkan energi untuk kebutuhan mereka dan didalam makanannya membutuhkan susu, daging, sayuran hijau dan kuning. Orang tua dianjurkan memberikan sayur dan buah.

Dewasa Muda
Harus terjadi keseimbangan antara intake makanan dengan jumlah kalori yang keluar, khususnya pada wanita hamil dan menyusui.
Wanita hamil dan menyusui membutuhkan :
• Protein
• Calsium dan fosfor
• Magnesium 150 mg/hari
• Besi
• Iodine 175 mg/hari
• Seng 5 mg lebih banyak dari kebutuhan seharinya untuk pembentukan jaringan baru.

Midle Age Adult (Dewasa Tengah)
Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR, pertumbuhan sudah lengkap dan aktivitas berkurang. Penurunan intake bertujuan mencegah obesitas. Mereka sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang dianjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan, kacang, dan telur hanya boleh 3 kali seminggu.
Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi kebutuhan serat dan protein.

Manula
Terjadi perubahan fisiologis seperti : kurangnya gigi, kurangnya kemampuan merasa dan mencium yang dapat berpengaruh pada kebiasaan makanan. Perubahan fisiologis lainnya
• Penurunan sekresi empedu dan asam lambung
• Penurunan peristaltik
• Berkurangnya sirkulasi
• Menurunkan toleransi glukosa
• Menurunkan massa tulang
• BB turun

Pedoman nutrisi untuk manula menurut Raab dan Raab
1.    Mengurangi konsumsi lemak dengan minum susu rendah lemak, memakan lebih banyak unggas-unggasan dan ikan dari pada daging merah. Batas porsi daging adalah 4-6 ons perhari. Tambahan lemak yang terbatas dari butter, margarin, dan salad berminyak.
2.    Konsumsi makan penutup seperti buah segar atau kalengan, puding yang dibuat dari susu rendah lemak lebih baik dari pada mengkonsumsi pie, biscuit, cake atau es krim.
3.    Yakinkan bahwa intake daging, unggas, ikan, telur dan keju cukup, karena konsumsi makanan ini berkurang pada manula.
4.    Karena toleransi glukosa menurunkan konsumsi karbohidrat komplek seperti roti, sereal, beras, pasta, kentang dan kacang-kacangan lebih baik dari makanan yang banyak mengandung gula.
5.    Mengkonsumsi sekitar 800 mg kalsium untuk mencegah kerapuhan tulang. Susu dan produk-produknya seperti keju, yoghurt, sup krim, puding susu, produk susu yang dibekukan adalah sumber kalsium yang utama.
6.    Cukup konsumsi vitamin D untuk mempertahankan keseimbangan kalsium. Didapatkan dari susu. Bila susu dan produknya tidak dapat mentoleransi defesiensi laktosa, suplemen vitamin D bisa diberikan.
7.    Diet rendah garam pada manula yang menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. Hindari sup kalengan, kecap, mustar, garam, rokok dan lain-lain.
8.    Penggunaan aspirin dapat menurunkan intake daging dan kebutuhan zat besi akan meningkat.
9.    Kesulitan mengunyah buah-buahan dan sayur-sayuran dapat menyebabkan defesiensi vitamin A dan C, mineral dan serat. Buah dan sayur yang dipotong, sayur berdaun hijau lebih baik. Dan mengganti daging, unggas, ikan yang susah dikunyah.
10.  Memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi dan mengurangi penggunaan zat-zat laxatif.

Makanan sebaiknya :
1. Menarik, warna lebih ditonjolkan untuk menimbulkan selera makan.
2. Memasak makanan dengan baik, agar mudah dikunyah oleh gusi.
3. Menyedikan zat-zat makanan yang penting, baru kemudian yang
bergula/karbohidrat.
4. Tidak menyediakan teh, kopi pada sore dan malam hari yang dapat membuat insomnia

PENILAIAN
Penilaian status gizi, perawat menggunakan ‘ABCD’ (Anthropometric Biokimia Clinical sign Dietary history).

Pengukuran Anthropometrik
Mengukur besar dan komposisi tubuh. Efektif untuk mengetahui status protein dan kalori. Meliputi pengukuran TB, BB, lipatan kulit dan lingkar lengan.
1.    Lingkar pertengahan lengan atas
Untuk mengetahui massa otot lengan bawah horizontal, rileks (diletakkan pada paha). Diambil garis tengah antara processus acromion (bahu) dengan processus olecranon pada siku.
2.    Lipatan kulit trisep
Indikasi lemak tubuh dan penyimpanan energi. Lipatan kulit terdiri dari jaringan subkutan, tidak di bawah otot. Ditentukan titik tengah lengan atas bagian belakang, ditarik lurus sejajar dengan tulang humerus. Diletakkan alat ukur (kaliper) di bawah jari yang mencubit, baru diukur.
3.    Lingkar otot lengan
Indikasi indeks protein tubuh. Lingkar otot lengan sama dengan lingkar pertenghan lengan atas (mm) - (3,14 x lipatan kulit trisep (mm).

Data Biokimia
Deteksi malnutrisi subklinis. Sampel urin dan darah dapat dibuat untuk mengukur nutrien atau metabolit (produk akhir enzim). Yang sering digunakan sekarang adalah
·         Indikator Hb dan Hematokrit
Hb turun " kekurangan Fe, anemia.
Hematokrit meningkat " dehidrasi.
·         Albumin Serum
Merupakan 50% total serum protein untuk keseimbangan cairan dan elektrolit, transpor nutrien, hormon dan obat-obatan. Albumin berguna sebagai indikator kekurangan protein yang berat. Karena dalam tubuh kita banyak albumin. Kerusakannya berlangsung lambat dan perubahan konsentrasinya juga lambat. Kondisi yang mengakibatkan kekurangan albumin seperti penyakit hati, kerusakan ginjal lanjut, infeksi, kanker, gangguan absorbsi. Di sini tingkat serum albumin hanya digunakan sebagai suatu indikator beberapa protein tertentu.
·         Transferin
Adalah protin darah yang membawa besi dan mentranspornya ke seluruh tubuh. Jumlah transferin adalah indikator yang paling sensitif untuk menentukan kekurangan protein dari serum albumin karena transferin merespon lebih cepat terhadap perubahan intake protein dan sedikit dalam tubuh. Transferin banyak diproduksi dalam hati. Jumah transferin yang meningkat bila penyimpanan besi rendah. Jumlah transferin menurun bila penyimpanan besi berlebih. Kondisi yang menurunkan jumlah transferin : penyakit hati, penyakit ginjal lanjut dan luka bakar. Karena banyak laboratorium tidak mempunyai peralatan untuk memeriksa transferin, secara langsung, perkiraan jumlah transferin klien dilakukan dengan Total Iron-Binding Capacity (TIBC). Tes TIBC lebih banyak digunakan karena lebih sensitif.
·         Menghitung total Limfosit
Kurang kalori protein dan defesiensi nutrisi yang serius dapat menekan sistem imun. Limfosit total berkurang karena terjadi penurunan protein.
·         Keseimbangan Nitrogen
Digunakan untuk memperkirakan derajat protein yang sedang digunakan dan diubah dalam tubuh. Tes untuk mengukur nitrogen adalah : Blood Urea Nitrogen (BUN), Urine Urea Nitrogen (UUN). Untuk itu diperlukan pengumpulan urin 24 jam. Urea adalah produk akhir utama metabolisme protein dan asam amino. Terbentuk dari detoksifikasi amonia oleh hati dan ditranspor ke ginjal untuk diekskresi melalui urin. Konsentrasi urea di darah dan urin, langsung dipengaruhi oleh intake dan kekurangan jumlah protein dalam tubuh, produksi rata-rata urea di hati dan rata-rata bersihan urea di ginjal. Peningkatan BUN mungkin disebabkan untuk kelebihan intake protein, dehidrasi berat, sakit parah dan malnutrisi, tetapi juga dapat disebabkan ekskresi urea yang tidak adekuat berhubungan dengan penyakit ginjal atau obstruksi urinary. Penurunan BUN dapat disebabkan oleh rendahnya protein dalam diet. Peningkatan UUN dapat terjadi karena kelaparan berat.
·         Ekskresi Kreatinin
Kreatinin adalah hasil akhir dari pembentukan kreatinin saat energi dilepaskan dari fosfokreatin, penyimpanan energi selama metabolisme otot rangka. Rata-rata pembentukkan kreatinin berbanding langsung dengan total massa otot. Kreatinin dibersihkan dari aliran darah oleh ginjal dan diekskresi di urin sebanding dengan pembentukannya. Ekskresi kreatinin dikarenakan juga oleh refleks total massa otot. Pada atropi otot rangka karena malnutrisi dapat menurunkan ekskresi kreatinin. Pengukuran kreatinin urin dengan pengumpulan urin 24 jam. Standar ekskresi kreatinin dipengaruhi oleh jenis kelamin dan TB. Standar ekskresi kreatinin ini digunakan dengan pengukuran kreatinin untuk menentukan Creatinin Height Index (CHI) dalam persen. Contoh : CHI = 70 % artinya massa otot rangka klien kira-kira 70 % diharapkan pada orang dengan ukuran tubuh yang sama.

Clinical Sign / Gejala klinis
1.Rambut Mengkilat, tidak kering /Berminyak, kering, kusam,jarang
2.Kulit Halus, lembab, turgor baik Kering, berminyak, ruam,kasar, bersisik, memar /pecah-pecah
3.Mata Cemerlang, bersih Kering, merah
4.Lidah Pink, basah Merah terbelah-belah,ben g ka k
5.Membran mukosa Pink, merah, basah Merah, kering, retak
6.Kardiovaskuler HR dan TD normal, irama jantung teratur HR dan TD naik, irama jantung tidak teratur
7.Otot Pertumbuhan baik, kuat, tonus baik, lemak di bawah kulit (+) Tonus buruk, gangguan tingkat perkembangan
8.Gastrointestinal Nafsu makan baik, eliminasi teratur dan normal Manifestasi anoreksia, ketidakmampuan mencerna, diare, konstipasi
9.Tenaga Semangat, energik, dapat tidur dengan baik Energi menurun, lelah,apatis, kurng tidur
10.Neurologi Refleks normal, waspada,perhatian (+), emosi stabil Refleks menurun, mudah marah, perhatian menurun,bingung, emosi labil
11.BB Normal ; BB, TB seimbang sesuai usia > BB / <>

Dietary History (latar belakang diet)
Umumnya terdiri dari data tentang pola dan kebiasaan makan, pemilihan makanan, pembatasan-pembatasan, intake cairan setiap hari, penggunaan suplemen vitamin dan mineral termasuk masalah diet seperti kesulitan mengunyah / meneguk, aktivitas fisik , riwayat kesehatan dan cara penyediaan / pengolahan makanan untuk memperoleh data tentang pola dan kebiasaan makanan, digunakan tipe diet selama 24 jam secara detail intake makanan lebih dari 3 kali sehari dalam satu minggu. Dokumen-dokumen tentang diet ini perawat dan klien dapat membandingkan daftar makanan dengan standar RDA atau dengan menentukan apakah klien dapat menerima diet nutrisi seimbang. Perawat mendapatkan sudut pandang klien dari status nutrisinya.




DAFTAR PUSTAKA
Fundamental Of Nursing, Carol Taylor Et All, 1997, Lippincott RavenWashington.
Fundamental Of Nursing, Concepts Process & Practice, Patricia A. Potter Et All. Third Edition, 1992, Mosby Year Book Washington.
Medical Surgical Nursing, Critical Thinking In Client Care, Priscilla Lemone, 1996. Addisson Wesley Nursing
Manual Of Nursing Practice, Sandra M. Nettina, 6 Th Edition, 1996 , Lippinciott Raven Publishers.
Nutrition Hand Book For Nursing Practice, Third Edition, Susan G. Dudek, 1997, Eashington Square Philadelphia